TNI AU yang membenarkan bahwa PTDI selama ini telah membohongi rakyat Indonesia

Indonesiannews.co / Direktur PT. DI, Budi Santoso, diduga berpotensi merugikan negara, sebesar Rp 8 miliar dengan 24 kasus. Berdasarkan data tersebut, CBA (Center for Budget Analysis) meminta DPR untuk mengevaluasi dan merekomendasikan agar Direktur PT. DI, Budi Santoso mengundurkan diri, agar aparat hukum dapat dengan leluasa menyelidiki kasus tersebut.
Pernyataan dari seorang TNI AU (namanya masih dirahasiakan penulis); membenarkan bahwa PTDI selama ini telah membohongi rakyat Indonesia dengan mengatakkan bahwa CN235 (yang sebenarnya CN235) dikatakan “C295”. Hal ini harus segera di tindaklanjuti oleh pemerintah akan kebohongan tersebut. Apakah ada gratifikasi, sogok , pungli dll dalam PTDI???
Mengapa Direksi PT DI , beramai-ramai menyetujui membeli produk saingannya, dan kemudian beramai-ramai pergi ke Sepanyol untuk membeli pesawat terbang dari pabrik saingannya.
Mengapa tidak membeli CN235 yg jelas-jelas produksi PT DI dan perlu diketahui PTDI (saat itu) mampu membuat pesawat sekelas C295, dan pada waktu itu PTDI sangat membutuhkan kontrak utk menghidupi karyawan dan tentunya menghidupi kelangsungan dari PT DI itu sendiri.
Pernyataan Pak Ucok (tanggal.3 Oktober) mengatakan memang benar adanya, yaitu tentang CN235 yang dengan tidak mengikuti ketentuan internasional menjadi CN295, karena kalau memang CN295 dalam manual tentunya tercantum. Dan sebenarnya C295 itu saingan dari CN235, dan jika dikaitkan dengan kemampuan atau performance untuk improvement performance CN235 agar setara dengan C295. PT DI waktu itu pasti mampu untuk membuatnya.
Salah satu pernyataan Dirut PT DI (tertulis) yang menjadikan pertanyaan adalah : dalam penyelesaian kontrak pembelian 9 unit pesawat CN295 tersebut PTDI mendapatkan pekerjaan, tools dan jigs serta licenses senilai US $ 285,2 Juta atau 87,75% dari nilai total kontrak US$ 325 Juta. Program ini seharusnya menjadi contoh pengadaan barang oleh Pemerintah dengan TKDN yang sangat tinggi pencapaiannya.
Hal ini membuktikan dan sangat terlihat jelas bahwa manajemen PT. DI yang kacau balau dan atau amburadul.
PT. DI bukan lagi perusahaan plat merah yang dipersiapkan sebagai perusahaan yang unggul dalam menyediakan alat-alat pertahanan, tapi sudah menjadi perusahaan plat merah yang mengecewakan dalam industri penerbangan. (Yohana Nency)