Bandar udara Ilaga pada periode tahun 1987-2016 telah mengalami 4 kecelakaan non fatal dan 2 kecelakaan fatal. Pada hari Senin 31 Oktober 2016 kembali terjadi kecelakaan, ketika sebuah pesawat kargo jenis Caribou (de Havilland Canada DHC-4T) hilang kontak setelah 26 menit lepas landas dari bandar udara Moses Kilangin Timika (07.23 WIT).

Pesawat terbang beregistrasi PK-SWW milik Pemerintah Kabupaten Puncak Papua yang dioperasikan oleh Perkumpulan Alfa Indonesia, diterbangkan oleh pilot Trigana Air Service itu, baru saja mendapatkan upacara penyambutan pendaratan pertama dalam sebuah upacara adat (Bakar Batu) besar-besaran pada 15 September 2016.

Pesawat PK-SWW ini dipastikan mengalami kecelakaan setelah tertangkapnya sinyal Emergency Locator Transmitter (ELT) di posisi 04° 07″ 46’S 137;° 38″ 11’E, berjarak 40-45 NM dengan radial 060° terhadap posisi “TMK” VOR pada pukul 08.23WIT. Pihak BASARNAS memastikan lokasi jatuhnya pesawat tersebut di koordinat 04° 06″ 27′ S – 137° 38″ 79′ E pada ketinggian 12.000 feet. Ketinggian puncak Mandala (pegunungan yang mengelilingi Ilaga) memiliki puncak tertinggi 15.000 kaki.

Bandar Udara Ilaga itu adalah bandar udara yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Dalam periode waktu antara tahun 1987-2016 telah terjadi 6 (enam) kecelakaan. Dalam dunia penerbangan sipil, bila terjadi kecelakaan yang terulang dengan bentuk yang sama, merupakan sebuah peringatan serius bagi otoritas penerbangan. Utk itu sangat diharapkan pihak otoritas penerbangan segera melakukan upaya penyempurnaan program pencegahan kecelakaan bagi Bandar Udara Ilaga. Yang pasti kita tidak ingin terjadi lagi kecelakaan penerbangan di Indonesia, termasuk di Bandar Udara Ilaga.