Indonesia Aviation and Aerospace Watch

SEKOLAH PENERBANG INDONESIA TERANCAM TUTUP

Indonesiannews.co / Jakarta, Asosiasi Pendidikan Penerbang Indonesia (APPI), kembali mengadakan pertemuan atas ketidak stabilan dunia penerbangan dan regulasi atau peraturan yang ada dan telah lama berlangsung di negeri tercinta ini yang berdampak langsung kepada Sekolah-sekolah Penerbangan di Indonesia, Pertemuan terbatas ini diadakan di Klub Persada, Halim pada rabu, 9 Nopember 2016.
Soenaryo Yosop sebagai Ketua Asosiasi Pendidikan Penerbang Indonesia, mengatakan : “Hal ini tidak bisa dibiarkan, karena berakibat buruk kepada sekolah-sekolah penerbang swasta yang ada di Indonesia, yang berdampak kepada lulusan sekolah penerbang yang berjumlah 800 pilot yang saat ini masih ‘jobless’. Pernyataan yang di keluarkan oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, yang mengatakan bahwa kualifikasi ab-initio tidak / kurang standar sehingga sukar untuk dapat diterima di airlines, Di samping umur yang relatif masih terlalu muda (18 tahun)”.
Pada saat ini terdapat 21 sekolah penerbang swasta dengan jumlah pesawat latih kurang lebih 120 unit, yang terdiri dari jenis Cessna 172; Piper Warrior III; Multi Engine Seneca / Seminole. Dan dapat meluluskan penerbang ab-initio sebanyak 150 s/d 200 pilot per tahun, dengan kualifikasi CPL/IR, Single Engine, jumlah jam terbang antara 150 s/d 155 jam terbang plus simulator Frasca / Red Bird sebanyak 60 jam sesuai standar CASR (mengacu pada ICAO / CASR). Dengan biaya untuk pendidikan sebesar rata rata Rp. 725 juta untuk selama 12 s/d 18 bulan lama pendidikan. (perbandingan ; STPI Curug ber-subsidi, biaya 600 juta dengan lama pendidikan 2 tahun).
Beberapa waktu yang lalu, STPI Curug telah mengadakan pembelian pesawat latih baru sebanyak 51 unit terdiri dari Cessna 172 sebanyak 20 unit; Piper Archer TX sebanyak 25 unit; Piper Seneca V sebanyak 5 unit; Helicopter Bell 206 sebanyak 1 unit (anggaran APBN), dengan jumlah harga termasuk option dan suku cadang, dapat mencapai Rp. 585 Milyar ; hal ini belum termasuk pembelian 18 unit Piper Warrior III fan Cessna 172 (yang dapat mencapai harga Rp. 200 Milyar). Dan belum termasuk pengadaan simulator B737 NG dan Airbus A320 yang belum jelas penggunaan dan harganya.
Dari jumlah pesawat latih yang sudah ada, pengadaan pesawat baru sebanyak 51 unit, sehingga di total ada sebanyak 99 unit pesawat latih. Maka jika diasumsikan; 80 unit bisa untuk pelatihan, dengan 5 siswa per pesawat, berarti akan meluluskan 400 pilot setiap 2 tahun, atau rata rata 200 orang tiap tahun.
Jika saat ini tercatat 800 pilot job-less, apakah perlu untuk mendidik lagi untuk sekolah penerbang, dan apabila perlu… Maka sekolah swasta harus berhenti beroperasi atau dengan kata lain di tutup.. Dan bagaimana dengan pesawat latih swasta yang berjumlah 120 unit. (Yohana Nency)

One thought on “SEKOLAH PENERBANG INDONESIA TERANCAM TUTUP”
  1. Hanya satu kata…benar adanya dan tidak masuk akal. Setiap hari para siswa penerbang hanya tidur di hanggar STPI, sementara pesawat nganggur tanpa instructor yang sedang mencari nafkah di airline. Segera bongkar boroknya pendidikan dan pelatihan penerbang STPI meskipun terlambat karena pesawat2 penghias apron Budiarto Airport sudah berbaris manis tanpa arah….

Comments are closed.