Meriam merek Chang Chong buatan Tiongkok
Korban Kecelakaan Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI, di Tanjung Datuk, Natuna – Kepulauan Riau, Rabu (17/5). Indonesiannews.co/Tanjung Datuk, Natuna – Kepulauan Riau. Pada hari Rabu, 17 Mei 2017 pkl. 11.21 wib. Bertempat di Stelling Arhanud 1/K Jat GIANT BOW. Telah terjadi kecelakaan (penembakan) “Meriam Meledak”, yang mengakibatkan korban jiwa dan luka parah. Terdapat 4 TNI AD Tewas, 6 Luka Parah. Seluruh korban berasal dari satuan Yon Arhanud 1 Kostrad TNI AD. Peristiwa itu terjadi setelah meriam buatan Tiongkok merek Chang Chong meledak sekitar pukul 12.10 WIB dalam latihan PPRC tersebut. Korban dari anggota satuan Batalyon Arhanud 1 Kostrad, Sebagai berikut :Korban tewas :
1. Pratu Marwan mengalami luka terbuka pada bagian perut yang mengakibatkan usus keluar, kaki kiri patah dan masih menyatu dengan badan, kaki kanan putus. Pratu Marwan tewas sekitar pukul 12.22 WIB di RSUD dan kini jenazahnya berada di kamar jenasah. 2. Praka Edy, mengalami luka di bagian Pinggang ke bawah dan hancur terkena serpihan peluru. Praka Edi lalu dievakuasi memakai helikopter dari lokasi menuju RSUD dan korban tudak tertolong dan tewas diperjalanan karena kehabisan darah. 3. Pratu Ibnu Hidayat, tewas terkena pecahan peluru. 4. Danrai Kapten Arh Heru, tewas dalam latihan. Korban Luka Parah :
1. Pratu Bayu Agung, mengalami luka pada leher sebelah kanan terkena percikan peluru, paha kanan luka terkena pecahan peluru. 2. Serda Alpredo Siahaan, mengalami jari tangan kanan putus, Paha kanan luka terkena serpihan peluru. 3. Prada Danar, mengalami luka di paha kanan terkena serpihan peluru. 4. Pratu Ridai mengalami luka di lutut kaki kiri terkena serpihan peluru. 5. Pratu Didi Hardianto mengalami luka tangan kiri terkena serpihan peluru. 6. Sertu Blego Switage, mengalami luka di tangan kiri dan perut terkena serpihan peluru. Kronologis kejadian :
Ketika DRONE melintas di atas Stelling ARH, masing-masing pucuk melakukan penembakan. Pucuk 8 mengalami Los kendali pada penyekat kiri yang mengakibatkan penembak tidak dapat mengendalikan Pucuknya, lalu Elevasi turun kemudian membabat ke arah jam 9 pada posisi pucuk 7 dan 6.
Posisi Kapt Arh Heru berada di belakang kiri Pucuk 7 terbabat bagian perut dan punggung, (Danrai Kapt Arh Heru meninggal di tempat).
Praka Edi duduk di belakang tembakan pucuk 6 tertembak bagian badan dan meninggal di tempat. (YN)