Musibah Lion Air PK-LQP JT 610

 

Boeing ditengarai belum pernah memberikan panduan ke airline pilots, cara menangani system malfunction; d.h.i. adalah “Automatic Stall Prevention* pada Boeing 737 max 8 yang merupakan new safety features.

Sistim ini memperoleh data dari ADIRU (Air Data Inertial Reference Unit) yang mengolah data kecepatan, ketinggian, sudut serang (AoA : Angle of Attack), Flight Attitude, Angularly Rate dsb.

Kesalahan atau kekeliruan data yang dihasilkan oleh ADIRU kemudian dipasok ke “Automatic Stabilizer Trim” (AST) untuk spontan menurunkan hidung pesawat (Aircraft Nose-Down) menggunakan Horizontal Stabilizer, -tanpa diperintahkan oleh pilot.

Dalam kasus “Lion Air PK-LQP JT 610”; apabila kekeliruan data yang dipasok ke AST berasal dari kesalahan penginderaan (Sensing Error), maka pesawat tiba-tiba menurunkan hidung (nose down) karena AoA sensor mendeteksi flight attitude dalam kondisi “Near to Stall” yang juga dikonfirmasi oleh indikasi kecepatan “Very Low speed”.

Jika merefer data dari *flightradar24*; aktualnya pesawat tidak sedang terbang terlampau pelan dengan AoA yang terlalu besar; akan tetapi data yang diterima oleh ADIRU seolah kondisi pesawat tsb “Near to Stall”.
Kemungkinan pilot “terkecoh atau confuse” dengan indikasi airspeed indicator (ASI), altimeter (ALT) dan sudut serang (AoA) yang “dissagree” antara pilot -flight inst. display dengan copilot display.

Sejatinya (aktual) pesawat diterbangkan dengan kecepatan tinggi, tapi ketinggiannya tidak cepat bertambah; bahkan ketinggian terbangnya sempat anjlog 500 ft.

Akibatnya dalam 12 menit terakhir, pada flightradar24 tampak pesawat berulangkali mengalami pitching-up & pitching down seperti roller coaster.

Apabila uncommanded nose down tersebut tidak diberhentikan, maka Auto Stabilizer Trim terus bekerja selama 10 sec. Jika AST masih menerima masukan data yang keliru, maka terulang kembali hidung pesawat diturunkan/ditukikkan sedemikian rupa sehingga pilot mengalami kesulitan menarik “Control column/ yoke” untuk melawan kecenderungan pesawat pitching down/ nose down.

Kejadian yang berlangsung secara cepat akhirnya membawa pesawat terbang dalam situasi sangat berbahaya berupa “Almost Vertical Dive” mencebur ke laut.

Baca juga:
http://industri.bisnis.com/read/20181116/98/860573/maskapai-amerika-kaget-boeing-737-max-ternyata-punya-fitur-anti-stall

https://www.seattletimes.com/business/boeing-aerospace/faa-evaluates-a-potential-design-flaw-on-boeings-737-max-after-lion-air-crash/

https://www.yahoo.com/news/indonesian-jet-crash-victims-family-sues-boeing-063202169.html

https://www.bloomberg.com/news/articles/2018-11-15/third-pilots-union-raises-concern-about-boeing-s-737-max-jet

♨ 15/11/2018 *KHB*