Anda di sini
X-MEN DARK PHOENIX “MUTAN VS ALLIEN” YANG GAGAL TERSANDUNG KOMUNIKASI SAAT AKUISISI
20 kali dilihat, 1 view today
X-Men: Dark Phoenix yang baru saja diluncurkan selama sepekan pertama. Namun akan mulai tayang di Indonesia 14 juni ini. Dark Phoenix disebut-sebut bisa menyusul kesuksesan film Avengers: Endgame. Namun ternyata, sekuel X-Men terbaru yang mengangkat tentang pertarungan antara alien vs para X-Men ini tersandung di box office dengan angka pendapatan terburuk dalam sejarah film Marvel loh. X-Men diproyeksikan dengan pendapatan USD 33 juta sepanjang pekan pertama atau setara Rp 480 miliar. Sayangnya tidak sesuai dengan ekspektasi para penggemar Marvel Cinematic Universe karena walaupun ini digadang – gadang sebagai film sekuel terakhir dari X-Men , Dark Phoenix hanya mendulang 14 juta dollar saja. Nilai itu dianggap kurang memuaskan karena menempatkannya di belakang The Wolverine (USD 53 juta) dan X-Men (USD 54 juta), serta penghasilan terendah dari Marvel Cinematic Universe, The Incredible Hulk (USD 55 juta). Seluruh film-film itu bisa meraup sukses di pekan pertama. Kemungkinan prediksinya, akan kehilangan antara USD 100 juta hingga USD 120 juta sesuai catatan para kritikus film. Ini adalah akhir suram bagi sejarah penuh film ini. Dark Phoenix menyelesaikan syuting pada tahun 2017, kemudian niatnya akan rilis Maret 2018 menjadi Februari 2019 setelah pasca-produksi. Sebab modal pembuatan film tersebut diprediksi lebih dari ratusan juta dolar. Shooting X-Men: Dark Phoenix dilakukan dua tahun sebelum Fox dan Disney merger pada Desember 2017. Akibatnya sutradara Simon Kinberg harus melakukan beberapa kali syuting ulang untuk memenuhi keinginan Fox dan Disney. Sebenarnya syuting ulang adalah hal lazim dalam film berbiaya besar dan berjenis franchise. Persoalannya, kinerja Fox dan Disney dalam urusan public relation berantakan sehingga merusak citra dan persepsi di mata publik. Faktor berikut di balik pencapaian buruk Phoenix adalah momentum. Para penggemar merasa X-Men sudah selesai setelah X-Men: Apocalypse (2016) dan Logan (2017). Screenrant menyebutkan ini adalah kelemahan Fox dalam menggarap cerita franchise. Dibandingkan Marvel Cinematic Universe, kisah tentang para mutan X-Men yang digarap Fox kerap tidak konsisten. “Mereka tak pernah membuat rencana jangka panjang, lebih senang jangka pendek,” tulisnya. Contohnya adalah itu tadi; Apocalypse seolah menjadi akhir.Padahal sebenarnya Apocalypse justru mengungkap kehadiran Phoenix yang menjadi mutan paling cerdas di antara barisan X-Men. Jadi, menurut Screenrant, seharusnya Fox mudah mengkondisikan cerita untuk Phoenix walau pada akhirnya tak terjadi. X-Men Dark Phoenix ini punya seluruh materi, tapi gagal menyambungkannya,” demikian disimpulkan seraya menyebutkan film ini akan mengecewakan para penggemar X-Men.