Indonesiannews.co/ Jakarta, 10 Desember 2019. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau yang di kenal dengan nama RSCM / Cipto yang merupakan Rumah Sakit Rujukan tingkat Nasional. Sebagai Rumah Sakit rujukan akhir dari seluruh Indonesia. NA sebagai pasien THT Bedah Plastik; korban pemukulan / akibat dari perbuatan kriminal tindak pidana dari seseorang yang tidak bertanggung jawab, harus menjalani operasi pada bulan Maret tahun 2015 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Sebagai seorang yang awam akan medis, NA hanya bisa mengikuti petunjuk dan saran dari dokter atau tenaga medis yang melayani di RSCM. Akan tetapi setelah sekian lama, rasa sakit; ngilu, nyeri kepala yang bermula selalu dari bagian hidung tidak pernah hilang hingga saat ini (tahun 2019). Dokter poli THT Bedah Plastik selalu mengatakan “kita observasi lagi, dan cek kembali / konsul ke poli yang terkait dengan nyeri kepala ya bu”. Alhasil pasien di konsulkan ke berbagai poli antara lain poli syaraf, serta mencek alergi, dan kestabilan berdiri. Dari semua hasil observasi yang telah di jalani oleh pasien, tidak terdapat kesalahan / penyakit. Dan bahkan poli saraf menolak serta mengatakan ; “obat serahkan ke saya, boleh gak obat saya ambil / obat saya tarik, ibu tidak memerlukan obat tersebut, obat akan saya ganti dengan yang lebih pas buat ibu, bahkan jika tidak pusing dan memerlukan untuk di minum, obat jangan di minum, saya (dokter) berikan obat 1 minggu tapi obat ini harus cukup untuk 1 bulan, dan jika tidak perlu di minum, jangan diminum. Ibu kembali ke poli THT Bedah Plastik, karena sakit kepala / nyeri nya berawal dari hidung bukan dari nyeri / sakit di kepala”. Akhirnya NA (pasien) kembali ke Poli THT Bedah Plastik dengan Dokter konsulen Dr.Dini (penanggung jawab operasi pada tahun 2015). Akan tetapi NA merasa kecewa karena dokter penanggung jawab tidak melirik sedikit pun, bahkan terkesan sinis. Salah seorang kerabat pasien yang ikut mendampingi pasien untuk berobat ke RSCM melihat pandangan sinis dalam lirikan mata / cara pandang/ melihat dokter tersebut. Bahkan di hari Jumat,tanggal 29 Nopember 2019, pkl. 10.00 wib, NA (pasien) berusaha bersabar dan mengikuti saran / petunjuk suster serta dokter junior / koas poli THT Bedah Plastik untuk menjumpai dokter senior / dokter konsulen / dokter penanggung jawab poli THT Bedah Plastik. Dan sangat mengejutkan, dokter dini meninggalkan poli, meskipun sudah di kejar oleh suster dan dokter koas poli THT di bawah tanggung jawab nya. Di akhir tahun, yang biasa nya akan ada curah hujan yang lebih banyak frekuensinya, akan membuat semakin tersiksa keadaan NA akibat udara dingin yang menyebabkan nyeri di bagian hidung dan merambat ke kepala, serta menggigil / demam. NA berharap ada kebaikan hati dari dokter atas penderitaan sakit yang diderita / dialami sejak tahun 2015 s/d saat ini. tetapi semuanya sia-sia, hingga tulisan ini dipublikasikan, belum ada informasi apapun dari RSCM, terakhir NA mendapat keterangan dari suster Poli yang mengatakan, masih akan dilakukan pemeriksaan dan belum ada tindakan selanjutnya.Pelayanan Medis RSCM yang Mengecewakan