Beredar Konten YouTube Pemeran Anak Sekolah Ditengah Pandemi Covid-19, Dinilai Tidak Layak Tonton

Indonesiannews.co / Siak. Beredar luas di jagad maya, tontonan terkait dunia pendidikan, namun disaji dengan tidak elegan dan mendidik.

Akun YouTube dengan nama akun Gomi Antonnio memproduksi salah satu tayangan dengan latar belakang gedung salah satu sekolah milik pemerintah di kecamatan Tualang, kabupaten Siak.

Pada video tersebut, skenario yang berjudul ‘Parody Tiktok, SMA Punya Cerita,’ telah dilihat 1358 kali. Pada isi video tersebut, ada sejumlah pemain yang mayoritas berusia remaja memerankan sebagai guru atau pegawai sekolah dan siswa. Ditayangan awal video berdurasi 10 menit 1 detik itu, penjaga sekolah menegur sejumlah siswa agar menggunakan masker. Kendati sang penjaga sekolah juga tidak ikut mematuhi penggunaan masker. Ada kemiripan skenario tersebut, dengan anjuran pemerintah terkait Protokol Kesehatan Covid-19. Dengan kata lain skenario disadur berdasarkan situasi Pandemi Covid-19 saat ini.

Alih alih untuk hiburan semata, beberapa orang sebagai pemerhati tayangan YouTube tersebut mengajukan kritikan agar pengguna media sosial bijak dalam berkarya.

“Kita harus bijaksana dalam menggunakan talenta kita dalam peran akting apalagi terobosan kita kepada masyarakat awam didunia. Tayangan YouTube kan untuk hal yang universal. Saya lihat pada video itu, ada yang kurang etis dan kita nilai sudah jauh dari nilai-nilai moral dan edukasi,” kata Randy pemerhati YouTube di Perawang, Jumat (11/9/2020).

Lanjut kata Randy, video yang diperankan siapapun dengan menggunakan layar belalang lokasi syuting, dan uniform yang digunakan, mencerminkan peranan pemainnya sebagai apa.

“Jika lokasi pengambilan gambar berada di sekolah, minimal ada koordinasi dengan pihak terkait serta lengkapi izin barangkali. Dan gunakan seragam sekolah seperti pada isi video itu, paling tidak pemerannya pastinya anak sekolah. Dan hendaknya diisi dengan konten yang benar-benar edukasi dan kreatif. Saya nilai konten itu tidak layak disajikan kepada publik. Harus memperhatikan regulasi dan norma-norma yang ada,” tandas Randy.

Sementara itu Kepala SMA Negeri 2 Tualang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Yulita saat dikonfirmasi terkait konten video yang menggunakan gedung SMA Negeri 2 Tualang sebagai salah satu latar belakang objek pengambilan gambar, mengaku tidak ada pemberitahuan oleh pihak pembuat konten.

“Saya baru tau ini pak. Dan, saya tidak ada pemberitahuan terkait pembuatan konten YouTube tersebut. Dan, saya akan cek apakah para pemain itu adalah anak didik kita,” kata Yulita saat dihubungi.

Yulita menambahkan akan melakukan cross cek terkait konten YouTube yang menggunakan latar belakang gedung sekolah tersebut.

“Pada masa Pandemi Covid-19 ini, saya berharap anak didik kita khususnya di Perawang tetap mematuhi Protokol Kesehatan Covid-19. Kita tetap gunakan proses belajar mengajar via daring. Saya anjurkan demikian bagi anak didik kita,” pungkas Yulita. (SP/MR)