Tingkatkan Hasil Perkebunan Warga, Satgas Yonmek 516/CY Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik

Indonesiannews.co / JAKARTA, tniad.mil.id


– Untuk meningkatkan hasil perkebunan holtikultura warga perbatasan RI-PNG personel Pos Tetop Satgas Yonif Mekanis 516/CY menggelar pelatihan cara mengolah dan menggunakan pupuk organik dan pupuk cair organik kepada warga kampung Tetop Distrik Iniyandit Kabupaten Boven Digoel.

Demikian disampaikan Dansatgas Yonif Mekanis 516/CY Letkol Inf Muhammad Radhi Rusin, S.I.P. dalam ketarangan tertulisnya di Boven Digoel, Papua, Jumat (18/9/2020).

Dijelaskannya, selain tugas menjaga keamanan tapal batas, prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-PNG juga berkewajiban mendukung program pemerintah tentang memajukan kemandirian UMKM yang dicanangkan salah satunya kemandirian untuk membuat usaha sendiri.

“Dengan kemandirian usaha yang dilakukan warga, tentunya akan menghasilkan produk yang dapat dijual di pasaran maupun untuk kepentingan sendiri, dengan demikian dapat menghemat biaya pembelian pupuk dan menambah penghasilan warga, “ ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa kehadiran Satgas untuk membantu kesulitan masyarakat di wilayah perbatasan maka dari itu Satgas Yonif Mekanis 516/CY membantu warga untuk mengatasi kesulitan dalam bidang pertanian salah satunya dengan melakukan kegiatan pengelolaan pupuk organik hal ini ditujukan untuk mengatasi adanya kelangkaan pupuk dan untuk meningkatkan produksi perkebunan kopi yang dikelola oleh masyarakat.

“Sejak pertama kami menginjakan kaki di bumi Cenderawasih ini, Dankolaksops yang juga Danrem 174/ATW Brigjen TNI Bangun Nawoko berpesan, bahwa keberadaan Satgas di wilayah perbatasan bukan hanya menjaga wilayah perbatasan, tetapi dapat memberikan solusi bagi permasalahan dan kesulitan yang dialami masyarakat,“ tuturnya.

Sementara itu, Letda Inf Eko Setyo Budi selaku Danpos Tetop dan koordinator sekaligus pemberi materi menyampaikan, bahan-bahan dalam pembuatan pupuk organik tanaman hortikultura adalah pepaya, cabai, semangka, nanas, air beras, ragi, gula merah, daun-daunan serta sisa makanan yang sudah membusuk. Selanjutnya bahan-bahan tersebut dipotong-potong kemudian dimasukkan kedalam jerigen besar untuk ditunggu proses fermentasinya.

Dirinya bersama anggota lainnya akan terus mendampingi warga dalam pembuatan pupuk organik hingga warga mampu untuk mengolahnya sendiri.

“Selain pembuatan yang mudah dan bahan-bahan mudah didapat, keuntungan pupuk organik ini tidak memerlukan biaya yang mahal dan lebih terjangkau” tandasnya.

Beberapa warga masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa mereka baru mengetahui cara pembuatan pupuk organik bisa menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan mudah didapat, ini merupakan strategi yang dapat dilakukan dengan tujuan utama untuk mengatasi kelangkaan pupuk organik di wilayah ini.

Walius (53) salah seorang warga yang mengikuti kegiatan sosialisasi menyampaikan bahwa dirinya akan mencoba mempraktekkannya di rumah.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat, semua bahan-bahan cukup mudah diperoleh dan bisa dilakukan di rumah tanpa membutuhkan lahan yang luas,” ujarnya. (Dispenad)