Indonesiannews.co, Jakarta – Politisi PDI Perjuangan sekaligus pendiri Gerakan Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko memastikan pembangunan Bukit Algoritma tak menggunakan dana sepeser pun dari APBN. Ia menjelaskan, rencana proyek senilai 1 miliar euro atau setara hampir sama Rp. 18 triliun tersebut berasal dari investor baik dalam dan luar negeri.

PT Kiniku Bintang Raya, dalam hal ini, akan jadi pengembang kawasan Bukit Algoritma seluas 888 hektare di Cikadang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat tersebut.

Rencana Indonesia untuk memiliki ‘Silicon Valley’ Bukit Algoritma kian dekat, setelah tiga pihak melakukan penandatangan untuk pembangunan mega proyek tersebut. Salah satunya BUMN PT Amarta Karya (AMKA), mereka yang akan mengerjakan proyek bernilai Rp 18 triliun tersebut.

Nikolas Agung, Direktur Utama BUMN PT AMKA hari ini terlihat hadir di kawasan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bersama Budiman Sudjatmiko, Ketua Pelaksana KSO Kiniku Bintang Raya KSO dan pemilik lahan Dhanny Handoko yang juga Direktur Utama PT Bintang Raya Lokalestari (PT BRL).

“Ini mega proyek pertama, kami akan melaksanakan di tempat iini terutama untuk mendukung visi-misi mas Budiman (Budiman Sudjatmiko) untuk membantu negara kita menjadi negara yang kuat,” kata Nikolas kepada awak media, Minggu (18/4/2021).

Budiman, yang juga Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya berharap Bukit Bintang juga mendapatkan status sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) sehingga dapat memperoleh berbagai insentif fiskal dari pemerintah. “Kebetulan salah satu investor kami ada yang sudah ketemu Pak Bahlil (Kepala BKPM) dan akan mendapatkan insentif perpajakannya,” tandas Budiman.

Untuk rencana yang akan dibangun dengan nilai kontrak senilai Rp 18 triliun itu adalah infrastruktur, akses jalan mulai dari tol Sesi 2 Cibadak yang direncanakan akan selesai pada bulan Agustus mendatang.

Untuk rencana yang akan dibangun dengan nilai kontrak senilai Rp 18 triliun itu adalah infrastruktur, akses jalan mulai dari tol Sesi 2 Cibadak yang direncanakan akan selesai pada bulan Agustus mendatang.

Bukit algoritma sendiri akan dikembangkan menjadi ‘Silicon Valley’ di Indonesia, yaitu kawasan pengembangan riset dan sumber daya manusia yang berbasis industri 4.0. Harapannya, kawasan ini juga bisa meningkatkan pembangunan infrastruktur di dalam negeri secara berkelanjutan.