Prodewa Sumut Gelar Diskusi Publik Refleksi 3 Tahun Edy-Ijeck, Dewi Budiati : Perlu Adanya Tim Yang Bisa Menafsirkan Pemikiran Pak Edy

Indonesiannews.co / Medan, 5 September 2021. 3 (tiga) Tahun sudah berjalan kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah dengan tagline besar Sumut Bermartabat.

Perjalanan panjang 3 (tiga) tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur menuai banyak kritikan dari sejumlah pihak akibat dari belum signifikannya pembangunan yang dilakukan dan janji-janji kampanye yang belum terpenuhi.

Progressive Democracy Watch (Prodewa) Sumut menganggap perlunya forum-forum diskusi untuk memberikan formulasi terbaik pembangunan di 2 (dua) tahun terakhir, tentunya dengan banyak memberikan kritik dan evaluasi Kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur 3 (tiga) tahun yang telah dilalui.

Diskusi tersebut dihadiri oleh Sugiat Santoso dan juga Dewi Budiati Teruna yang merupakan Tim Pemenangan Edy-Ijeck di Pilgub Sumatera Utara kemarin dan dimoderatori oleh Fahrul Rozi Panjaitan Selaku Sekjend Prodewa Sumut.

Dewi Budiati menyampaikan bahwa secara pribadi dan semangat Pak Edy dan Pak ijeck sangat serius untuk membangun dan memajukan Sumut ini oleh karena itu perlu adanya orang-orang disekitarnya yang perlu membisikkan kepada mereka.

“Saya disini ingin sampaikan bahwa sosok Pak Edy dan Bang Ijeck merupakan sosok yang sangat tulus dalam membangun Sumut ini, nawaitu nya sangat mulia untuk membangun Sumut yang bermartabat. Hanya saja perlunya tim kecil disekelilingnya yang bisa menafsirkan pemikiran itu yang dapat membisikkan kepada Pak Edy dalam menjalankan kinerjanya dalam membangun Sumut, ucap Dewi Budiati.

Ketua relawan Bersatu itu pun menambahkan perlunya kritik-kritik dan masukan-masukan dari para anak-anak muda untuk membangun Sumut.

“Kritik itu diperlukan dalam upaya kemajuan daerah. Anak-anak muda harus terlibat aktif dalam memberikan kritik dan saran kepada pemimpin. Makanya saya sangat apresiasi forum seperti ini dan kalau bisa langsung disampaikan kepada Pak Edy. Memang masa pandemi ini banyak terkendala pembangunan namun seharusnya dimasa pandemi ini dimanfaatkan oleh Pak Edy untuk menunjukkan kinerjanya,” lanjut Dewi Budiati.

Kemudian Sugiat Santoso menyampaikan bahwa Bapak Edy Rahmayadi dan bang Musa Rajecksyah sudah on the track dalam proses pembangunan dan mewujudkan Sumut Bermartabat.

“Kita harus objektif dalam menilai ya, sebenarnya Pak Edy dan Bang Ijeck sudah on the track dalam membangun di Sumut ini. Bahkan diawal awal pemerintahan beliau sudah melakukan gembrakan kebijakan salah satu contohnya adalah dengan menaikkan gaji guru honorer 100 % yang semulanya Rp. 40.000,- perjamnya dinaikkan menjadi Rp.90.000,- perjamnya. Ini adalah wujud kepedulian baliau untuk mewujudkan Sumut yg bermanfaat harus diangkat dulu martabak guru, ucap Sugiat Santoso.

Peserta juga banyak menanyakan mengenai banyaknya jalan provinsi yang rusak dan pemerintah tidak peduli untuk membangun infrastruktur.

“Banyak hari ini jalan yang statusnya jalan Provinsi masih semrawut. Tidak diperhatikan sama sekali oleh pemerintah Provinsi. Padahal infrastruktur yang baik adalah salah satu sarana untuk menunjang kegiatan perekonomian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah,” pertanya dari Irham Sadani Rambe mahasiswa Uinsu.

Sugiat Santoso menjawab problematika itu dengan menjawab Gubernur dan Wakil Gubernur kita adalah orang yang bersih dan jujur dalam hal pelaksanaan Proyek.

“Kita semua harus tau, Pak Edy dan Bang Ijeck itu gak main proyek. Tidak seperti kepala daerah di tempat lain. Tapi problemnya, kepala dinasnya tidak mengikuti keteladanan mereka. Persoalannya jadi Kepala Dinasnya yang main. Nah kedepan, tinggal lagi bagaimana mereka mampu mencari Kepala Dinas yang bisa melakukan percepatan pembangunan di dua tahun yang tersisa,” Ujar Sugiat Santoso.

Ketika ditanya mengenai buruknya pola komunikasi gubernur dengan masyarakat. Sugiat Santoso mengatakan, dengan banyaknya masalah komunikasi yang disoroti kepada Gubernur, itu menyebabkan Gubernur sekarang sudah banyak merubah gaya komunikasinya.

“Memang kita mengakui banyak publik menyoroti masalah komunikasi gubernur. Tapi kita harus memahami itu, beliau sejak tamat SMA langsung masuk di AKABRI dan sampai beliau akan maju menjadi Gubernur juga masih sebagai seorang Perwira Tinggi di TNI. Kita harus bisa memahami itu, namun sekarang Bapak Gubernur sudah banyak berubah,” ucap mantan Ketua KNPI SUMUT itu.

Senada dengan Sugiat Santoso, Dewi Budiati Teruna juga mengatakan hal yang sama terkait gaya Komunikasi Gubernur.

“Ya kita harus memaklumkan beliau. Biasanya ketika beliau berbicara, semua pasukan yang dipimpin beliau satu komando. Ketika menjadi Gubernur tentu tidak seperti itu lagi, karena yang dipimpin beliau sudah masyarakat Sipil. Tapi Sekarang sudah banyak berubah, pola komunikasi beliau semakin baik, tinggal bagaimana orang-orang disekitar gubernur berani menyampaikan kondisi yang sesuai dengan realita. Tidak hanya sekedar mencari muka,” ujar Dewi Budiati Teruna.

Dipenutup salah satu peserta menyampaikan bahwa masih ada banyaknya sejumlah permasalahan seperti narkoba yang masih tinggi dan judi yang terkesan sengaja dibiarkan oleh aparat. Ini juga menjadi catatan penting bagi Gubernur dan Wakil Gubernur kedepannya.

One thought on “Prodewa Sumut Gelar Diskusi Publik Refleksi 3 Tahun Edy-Ijeck, Dewi Budiati : Perlu Adanya Tim Yang Bisa Menafsirkan Pemikiran Pak Edy”

Comments are closed.