Mantan Danjen Kopassus Santuni Santri Pemulung di Tunas Mulia Bantar Gebang Bekasi

 

 

Indonesiannews.co / Bekasi — Bantar Gebang Bekasi dikenal sebagai tempat pembuangan sampah, namun dibaliknya tersimpan kisah inspiratif dari Yayasan Tunas Mulia yang mendidik anak-anak cerdas dan berakhlak mulia.

Sosok mantan Danjen Kopassus Letjen TNI (Purn) Agus Sutomo salah satu tokoh nasional yang menginisiasi perubahan di kawasan Bantar Gebang dari tempat pembuangan akhir sampah-sampah, lahir generasi penerus bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia.

Mantan Danjen Kopassus itu menuturkan bahwa masalah tempat dimanapun berada n dlm kondisi yg seperti ap , erat kaitannya dengan perasaan. Bagaimana kita mengelola hati dan perasaan, kalau kita mengganggap bahwa semua saudara, semua sahabat dan semua tempat adalah baik, maka setelah kita melakukan sesuatu insya Allah hasilnya juga akan baik. Karena semua itu adalah pemberian Allah tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan hati yg tulus dan ikhlas niatnya Ibadah .

“Saya bersama Pak Renaldi Zein berpartisipasi membesarkan Yayasan Tunas Mulia di Bantar Gebang ini yg lingkungan kumuh dan tempat pembuangan sampah yg aroma lingkunganya kurang sedap merupakan kredit poin bagi kita yang sudah usia senja,” ujar Agus Sutomo, Mantan Danjen Kopassus pada acara buka puasa bersama dan Sholat Taraweh di Musholla An Nurlin nan indah dan sejuk di Bantar Gebang, Bekasi, Jumat (22/04/2022).

Ini merupakan suatu panggilan dan amanah dari Allah SWT, karena ini menyangkut masalah nasib dan masa depan adik-adik kita yang kurang mampu dan kurang beruntung. Kami merasa panggilan ini karena ibadah.

Dengan kita hadir disini bisa melihat langsung kondisi riil dan sekaligus dapat berpartisipasi memberikan semangat kepada adik-adik yang sedang belajar disini baik belajar menghafal Al-Qur’an, Tahfiz, pelajaran keagamaan maupun pelajaran umum.

Tempat ini juga terpencil dan terlindung oleh tumpukan sampah yang menggunung sehingga tempat ini jarang diketahui oleh masyarakat. Namun, tempat ini terlihat rapi, bersih, terawat dan sejuk nyaman untuk kegiatan belajar, karens sekarang kita juga mengajarkan kepada mereka untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian di lingkungan Yayasan Tunas Mulia ini.

Mengapa saya terpanggil dan semangat ikut berpartisipasi di tempat ini? Saya sejak kecil diajarkan oleh orang tua saya pertama, supaya selalu menerima ing pandum (pandai bersyukur) dari keadaan yang ada, kedua sering berbagi kepada orang lain walaupun sebetulnya kita sendiri tidak punya.

Apalagi setelah saya pensiun, Allah SWT telah berikan saya anugerah dalam bentuk pangkat dan jabatan, serta ada sedikit rejeki , ini semua merupakan sebuah kenikmatan lahir maupun batin yang diberikan oleh Allah SWT .

Saya ikut berpartisipasi membangun fasilitas di tempat ini untuk kepentingan anak-anak di masa akan datang dan seterusnya.

Kami sebagai mantan prajurit TNI, kami juga sudah terlatih sebagai prajurit uytk selalu peduli terhadap lingkungan dan memang pimpinan kami dan para senior kami mengajarkan supaya selalu peduli kepada anak buah dan peduli kepada rakyat sekeliking .

Karena kami sebagai prajurit punya jati diri yaitu sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Profesional dan Tentara Nasional artinya kami harus selalu bersama-sama rakyat, menyatu dengan rakyat dan untuk rakyat.

Di sana juga ada rambu-rambu delapan wajib TNI yang terakhir bagaimana kami bersama-sama rakyat memberi contoh dalam mengatasi kesulitan masyarakat sekeliling, sehingga menurut saya ini hal yang biasa tapi memang sangat dalam dan tinggi maknanya. Karena tadi poinnya adalah kita membantu masa depan anak-anak yang kurang mampu bahkan dari mereka berasal dari keluarga pemulung disini, ada keluarga kurang mampu, kaum dhuafa ada juga yatim piatu sehingga mereka butuh perhatian dan kasih sayang dari Kita .

Mereka sekolah disini gratis, makan tiga kali sehari gratis, tempat tinggal gratis, pakaian dan alat tulis semuanya gratis.

Saya diminta sama sahabat saya Pak Renaldi untuk membantu sehingga Pembina bersama beliau Pak Renaldi Zein. Saya bisa sampai disini karena beliau yang bawa saya. Kebetulan saya mantan Dandim Bekasi, tapi saya dulu jalan-jalan cek sampahnya saja supaya tertib dalam pengelolaanya, saya tidak sampai disini.

Dan waktu itu di tahun 2000 belum ada tempat ini . Ini mulainya tahun 2006 dan waktu itu saya jadi Dandim belum kenal Pak Renaldi Zein. Saya kenal Beliau waktu saya jadi Danrem Bogor n sementara Pak Renaldi Zein sebagai Dewas RRI. Jadi saya ucapkan terimakasih kepada Pak Renaldi Zein yang mengajak Saya ke hal dan tempat yang sangat positif dalam kegiatan ini.

Saya bersyukur kepada Allah SWT, Allah selalu memberikan jalan, memberikan kemudahan kepada saya untuk melakukan yang terkait dengan ibadah. Ini namanya hablum minannas … iya kan dan hablum minallah kita lakukan setiap saat. Itu sebabnya dalam hadist dikatakan sebaik-baiknya orang adalah orang yang bisa memberikan manfaat untuk orang lain dan lingkungan, itu disebut hablum minannas. Jadi, kalau datang ke suatu tempat janganlah menjadi beban, tapi menjadilah bagian dari solusi.

 

(***)