Meningkatkan Peringkat Jakarta dalam Global Power City Index melalui Seni Pertunjukan Tradisional

 

 

Indonesiannews.co / Jakarta,  5 November 2023.      –  Meningkatkan Peringkat Jakarta dalam Global Power City Index melalui Seni Pertunjukan Tradisional.  Seiring dengan terus berubahnya dunia menjadi kota global, kota-kota di seluruh dunia berupaya untuk menegaskan pengaruh mereka dan mendapatkan pengakuan di panggung internasional. Urban Elite Global Cities Index, upaya kolaboratif dari A.T. Kearney, Foreign Policy, dan Chicago Council on Global Affairs, menawarkan perspektif komprehensif tentang apa yang mendefinisikan sebuah kota global.

 

Diskusi Publik, dengan tema; “Peran Budaya Betawi Pasca Jakarta Bukan Lagi Sebagai Ibukota” dan Budaya Betawi 2023, yang di adakan di Aula Museum BAHARI, Jalan Pasar Ikan No.1, Penjaringan, Jakarta Utara, pukul 10.00 wib (5/11/2023).

 

Tahyudin Aditya sebagai Ketua Umum SIB Seniman Intelektual Betawi,  Sekhen Bamus Betawi
 

Dihadiri oleh berbagai pihak, antara lain;

  1. Kaprodi Ilmu Politik FISIF UMJ,
  2. Penggiat Seni Lenong Betawi,
  3. Budayawan Betawi Pesisir/anggota DKJ 2020 -2023),
  4. Pendongeng Betawi & Ventriloquist,
  5. Aktivis Betawi dan Pemerhati Budaya,
  6. Ketua Umum SIB Seniman Intelektual Betawi,  Sekhen Bamus Betawi.
 

Dan di meriahkan dengan berbagai pertunjukan dari kesenian Betawi sera Pencak Silat.

Diskusi Publik; “Peran Budaya Betawi Pasca Jakarta Bukan Lagi Sebagai Ibukota” Dan di meriahkan dengan berbagai pertunjukan dari kesenian Betawi serta Pencak Silat.

 

Global Power City Index menilai kota-kota berdasarkan lima aspek kritis globalisasi: aktivitas bisnis, sumber daya manusia, pertukaran informasi, pengalaman budaya, dan keterlibatan politik. Jakarta diharapkan dapat meningkatkan posisinya dalam Indeks Global Power City, terutama dalam aspek pengalaman budaya, dengan penekanan khusus pada seni pertunjukan tradisional.

 

 

Global Power City Index dan Pengalaman Budaya
Pengalaman budaya adalah bagian integral dari daya tarik global sebuah kota. Ini mencakup berbagai faktor yang berkontribusi pada kekayaan dan kehidupan budaya kota. Jakarta, sebagai tempat perpaduan berbagai tradisi dan budaya, memiliki peluang unik untuk meningkatkan peringkatnya di Global Power City Index dalam aspek pengalaman budaya. Enam faktor yang digunakan untuk mengevaluasi pengalaman budaya adalah museum, seni visual dan pertunjukan, acara olahraga besar, wisatawan internasional, beragam kuliner khas, dan menciptakan hubungan sister city.

Seni Pertunjukan di Jakarta
Salah satu elemen kunci pengalaman budaya adalah dunia seni pertunjukan. Di Jakarta, seni pertunjukan tradisional memiliki makna budaya yang mendalam dan potensi besar untuk meningkatkan profil global kota ini. Seni pertunjukan tradisional Jakarta mencakup beragam bentuk yang menarik dan berakar sejarah seperti Tanjidor, Ondel-Ondel, Betawi Wayang Golek, Palang Pintu, Lenong, dan upacara Bebesanan atau Ngunduh Mantu.

Seni pertunjukan tradisional di Jakarta mencerminkan keragaman budaya dan warisan sejarah kota ini.
Mempromosikan seni-seni ini tidak hanya dapat menghidupkan kembali warisan budaya Jakarta, tetapi juga dapat meningkatkan daya tarik kota ini di mata wisatawan dan masyarakat lokal. Dengan dukungan yang tepat dalam bentuk pendidikan, promosi, dan investasi dalam infrastruktur budaya, Jakarta dapat memastikan bahwa seni pertunjukan tradisionalnya terus berkembang dan menjadi daya tarik yang kuat bagi seluruh dunia.

 

Diskusi Publik; “Peran Budaya Betawi Pasca Jakarta Bukan Lagi Sebagai Ibukota” Dan di meriahkan dengan berbagai pertunjukan dari kesenian Betawi serta Pencak Silat.

 

Meningkatkan Profil Global Jakarta
Untuk meningkatkan peringkat Jakarta dalam Indeks Global Power City dalam hal pengalaman budaya, beberapa strategi dapat digunakan:

  1. Pelestarian dan Promosi: Jakarta harus memprioritaskan pelestarian seni pertunjukan tradisional dan berinvestasi dalam promosi mereka. Ini dapat dicapai melalui pendanaan, institusi budaya, dan kemitraan dengan seniman dan komunitas lokal.
  2. Festival Budaya: Mengadakan festival budaya rutin yang menampilkan seni pertunjukan tradisional dapat menarik kerumunan yang beragam dari penduduk lokal dan pengunjung internasional, yang lebih mempromosikan kekayaan budaya Jakarta.
  3. Kolaborasi Internasional: Mendorong kolaborasi dengan seniman dan organisasi budaya dari kota-kota global lainnya. Kemitraan semacam itu dapat memajukan pertukaran ide seni dan mempromosikan penawaran budaya Jakarta.
  4. Pendidikan dan Kesadaran: Inisiatif untuk mendidik baik penduduk maupun wisatawan tentang signifikansi dan sejarah seni tradisional ini dapat meningkatkan apresiasi dan partisipasi.
  5. Pembangunan Infrastruktur: Membuat ruang dan tempat yang melayani seni pertunjukan tradisional, memastikan mereka memiliki platform khusus untuk promosi dan pertumbuhan.
 

Kesimpulan
Seni pertunjukan tradisional Jakarta adalah warisan budaya yang menunggu untuk dijelajahi dan dinikmati. Dengan berinvestasi dalam pelestarian dan promosi bentuk seni ini, Jakarta dapat secara signifikan meningkatkan posisinya dalam Global Power City Index, terutama dalam aspek pengalaman budaya. Melalui pendekatan yang beragam yang mencakup pendidikan, kesadaran, kolaborasi internasional, dan pengembangan infrastruktur, Jakarta dapat memainkan peran sebagai kota global yang dinamis dan kaya akan budaya, yang menarik baik bagi penduduk maupun pengunjung.

Dengan melakukan hal ini, Jakarta dapat meninggalkan kesan mendalam di panggung global dan dapat dikenal karena keanekaragaman budaya dan warisan seninya.

 

 

 

 

 

 

(***)