Aliansi Ibu Indonesia (Photo Exlusive CNN)

Seruan Ibu Indonesia Ibu Pertiwi Berduka, Ibu Bergerak Lawan Tirani

Aliansi Ibu Indonesia (Photo Exlusive CNN)
Indonesiannews.co / Jakarta, 10 September 2025.     —  Seruan Ibu Indonesia Ibu Pertiwi Berduka, Ibu Bergerak Lawan Tirani. Seruan Ibu Indonesia Ibu Pertiwi Berduka, Ibu Bergerak Lawan Tirani

Kami Aliansi Ibu Indonesia menyatakan bahwa Ibu Pertiwi kita tengah berduka. Semua duka itu ialah akibat berbagai kebijakan Pemerintah dan DPR RI yang menguntungkan elite dan memicu ketidakadilan sosial politik yang meluas bagi komunitas terpinggirkan, terutama perempuan. Di penghujung Agustus, kami menyaksikan betapa kebijakan tunjangan DPR RI di tengah kesulitan ekonomi rakyat menyulut akumulasi kekecewaan rakyat menjadi kemarahan.

Kami mengutuk sikap tidak peduli negara. Sebelum memuncak, rakyat sudah meneriakkan agar negara berbenah lewat penerapan transparansi anggaran, berimbang dan adil, menghentikan proses legislasi yang merusak tatanan demokrasi seperti RUU TNI, namun itu tak didengar.

Ironinya, gelombang aksi yang meluas disikapi oleh pengamanan berlebihan. 11 jiwa melayang, termasuk Affan Kurniawan dan Reza Shendy Pratama. Mereka adalah potret nyata rakyat kita. Dari pekerja informal seperti Affan, pengemudi ojol dan tulang punggung keluarga–meregang nyawa dilindas Baraccuda Brimob (28/8)–sampai pemuda seperti Rheza, mahasiswa perguruan tinggi Universitas Amikom Jogjakarta dan harapan keluarga, tewas dengan leher patah, tubuh penuh luka.

Kami, Aliansi Ibu Indonesia, komunitas yang beranggotakan perempuan sekaligus para ibu yang melahirkan dan membesarkan generasi penerus bumi pertiwi, menyatakan berbelasungkawa serta keprihatinan yang mendalam. Hari ini kami menyerukan:

  1. Bebaskan mahasiswa, pelajar, dan aktivis yang masih ditahan terkait unjuk rasa. Mereka adalah anak-anak yang dikandung negeri dan besar dalam maskulinitas ekstrem negara. Mereka sedang berteriak agar didengar dan kegelisahan mereka diperhatikan.
  2. Bentuk tim investigasi yang bekerja transparan menyelidiki kematian Affan Kurniawan dan korban lainnya. Siapa pun pelaku dan penanggung jawabnya, kejelasan fakta-fakta itu akan memberikan kesempatan bagi tegaknya keadilan bagi keluarga mereka.
  3. Hentikan segala bentuk praktik kekerasan dan tindakan represif dalam menangani aksi demonstrasi. Setiap warga negara terutama anak-anak berhak hidup dalam lingkungan tanpa kekerasan, termasuk berunjuk rasa dengan perlindungan negara.
  4. Hentikan perusakan lingkungan. Stop ijin-ijin pengelolaan tambang yang merusak Bumi Pertiwi. Penggunaan energi kotor hanya menimbulkan polusi. Berikanlah air bersih layak minum kepada seluruh warga negara.
  5. Hentikan pemborosan anggaran untuk program populis seperti MBG, Koperasi Merah Putih dan Sekolah Rakyat. Setidaknya, tunda kenaikan anggaran bagi program-program yang mengakibatkan pemangkasan di berbagai sektor vital yang lebih mendesak untuk kesejahteraan rakyat yaitu pendidikan, pangan dan kesehatan.
  6. Hentikan, atau setidaknya, tunda program Makan Bergizi Gratis. Praktik pelaksanaannya silang sengkarut, tidak profesional, dan menyebabkan terjadinya kasus keracunan yang begitu banyak. Per 5 September 2025, INDEF mencatat 4000 anak didik menjadi korban keracunan MBG.
  7. Tarik mundur militer ke barak dan hentikan segala bentuk keterlibatan TNI di ranah sipil. Kembalikan TNI ke dalam fungsi-fungsi konstitusionalnya yaitu melaksanakan kebijakan negara di bidang pertahanan, bukan pemeliharaan keamanan dalam negeri yang berada di ranah kepolisian, dan bukan pula mengurusi penegakan hukum pidana.
 

Sebagai penutup, Aliansi Ibu Indonesia, mendesak Presiden dan jajaran untuk membuka telinga, mendengarkan suara hati rakyat. Laksanakan perubahan berbasis akar penyebab ketidakadilan dan terapkan perubahan struktur sosial, ekonomi, dan politik agar adil dan setara. Pemegang kuasa adalah juga orang tua yang memiliki anak cucu yang bertumbuh di Bumi Pertiwi.

Mulai saat ini dan untuk masa depan anak-anak bangsa yang dikandung Ibu Pertiwi, hentikanlah kerusakan sendi-sendi politik, hukum dan ekonomi demokrasi Indonesia.

 

 

 

Aliansi Ibu Indonesia

 

 

 

 

(***)

 

Tinggalkan Balasan