Jakarta/Indonesiannews.co – 15 Oktober 2016, PT. Asia Aero Technology yang berlokasi di Komplek Bumi Perkemahan Cibubur (BUPERTA), yang juga merupakan Pusat Pendidikan Kedirgantaraan mandiri yang memiliki Lapangan Terbang Wiladatika sebagai tempat pelatihan dan penyimpanan serta perawatan pesawat-pesawat kecil jenis flying “drone” dengan maksud dan tujuan mulia memberikan kesempatan kepada khalayak umum, khususnya usia sekolah dari tingkat SD, SLTA, sampai dengan SLTA untuk memperkenalkan dunia penerbangan, yang sepertinya sangat ekslusif secara “GRATIS”.

img-20161019-wa0062

Angelica (murid SMP Marsudirini) menaiki flying di Pusdirga

Bagas Adhadirga sebagai Direktur PT. Asia Aero Technology, mengatakan : “Pusat Pendidikan Kedirgantaraan atau di sebut “PUSDIRGA” yang berlokasi di Buperta Cibubur ini memiliki nama “Bandar Udara Khusus Wiladatika”, yang merupakan lapangan terbang khusus sebagai tempat latihan anak anak pramuka Wiladatika Dirgantara. Pusdirga ini didirikan sejak tahun 2010 bersama-sama dengan Kowarnas.

“Maksud dan tujuan dari berdirinya Pusdirga ini adalah untuk memperkenalkan dunia Pendidikan Kedirgantaraan sejak dini kepada anak anak sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA , yang masuk ke dalam program ekstrakulikuler. Dan untuk membuka cakrawala pengetahuan kepada seluruh masyarakat Indonesia secara umum dan anak-anak sekolah secara khusus”, lanjut Bagas.

“Dalam dunia penerbangan saat ini masih banyak kekurangan dalam bidang pendukung, seperti; Sumber Daya Manusia (SDM) pendukung, dalam berbagai bidang seperti : Mekanik, ATC, Ground Supplier Handling, dan lain-lain”, ungkap Bagas.

wp_20161015_09_53_43_pro1

PUSDIRGA, IAAW bersama BNN dalam STOP NARKOBA

“Di Asia Pasifik, Indonesia merupakan Negara sebagai konsumen terbesar dalam pembelian pesawat, baik itu Airbus, Boing 737 dan Helikopter, dalam catatan yang dimiliki narasumber; Lion Air baru-baru ini telah membeli ± 250 pesawat jenis AirBus, dan 3 Airline yang berada di Indonesia telah membeli ± 500 buah jenis Boing 737 dan jenis Air Bus, sementara White Sky Aviation telah membeli 30 Helikopter beberapa waktu yang lalu”, lanjut Bagas.

Vice President Indonesia Aviation & Aersopace Watch, Bapak H. Juwono Kolbioen dalam kesempatan yang sama mengatakan : “Indonesia telah gagal untuk duduk sebagai anggota Dewan ICAO Parts III Periode 2016-2019, pada Sidang Umum ICAO Ke-39.  Ini adalah kegagalan ke-6 bagi Indonesia, dengan kegagalan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia dalam berbagai aspek terutama keselamatan, keamanan dan keteraturan penerbangan masih harus lebih ditingkatkan. Dengan tidak berhasilnya Indonesia duduk dalam Council ICAO, maka Indonesia akan sulit untuk dapat berperan aktif dalam penentuan kebijakan penerbangan sipil internasional dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap industri penerbangan di Tanah Air dan akan mempersulit  Indonesia untuk  dapat segera melakukan realignment FIR Singapura”.

“Di mana Negara tetangga kita Malaysia berdasarkan voting dalam sidang umum ICAO mendapatkan dukungan sebesar 129 suara, dan Indonesia mendapatkan dukungan sebesar 96 suara. Dalam hal ini berarti dunia penerbangan di Indonesia dipertaruhkan, dimana Malaysia dapat menjadi anggota council”, tutup H. Juwono Kolbioen. (Yohana Nency)

bersambung…