Paparan Publik; PT. Bumi Teknokultura Unggul, Tbk. Periode tahun 2022
Indonesiannews.co / Jakarta, 26 Juni 2023. – PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (“Perseroan”) memulai kegiatan komersialnya pada tahun 2001 di bidang bioteknologi pertanian dan pembibitan tanaman hutan serta tanaman obatobatan. Pada tahun 2016, Perseroan mengambil alih saham Golden Harvest Cocoa Pte. Ltd. yang memiliki anak perusahaan PT Golden Harvest Cocoa Indonesia yang bergerak dalam industri pengolahan biji kakao, menjadikan bidang usaha tersebut sebagai kegiatan utama Perseroan sekarang ini. Menghadapi segala tantangan selama tahun 2022, Perseroan telah memberikan upaya terbaik untuk dapat mencapai target keberlanjutan yang direncanakan. Kinerja Perseroan per 31 Desember 2022 membaik dengan memperoleh Pendapatan sebesar Rp 153,50 miliar atau meningkat 4,46 (Rp 6,56 miliar) dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 146,94 miliar. Sementara rugi kotor Perseroan tercatat pada angka Rp 11,82 miliar atau meningkat 1,915 (Rp 0,22 miliar) dibandingkan tahun 2021 dengan rugi kotor sebesar Rp 11,60 miliar. Total Aset Perseroan pada tahun 2022 mengalami penurunan 0,74Y6 atau sebesar Rp 31 miliar menjadi Rp 4.142,04 miliar, dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 4.173,04 miliar. Penurunan tersebut akibat berkurangnya Aset Lancar sebesar Rp 38,98 miliar atau 33,97Y6 dari Rp 114,75 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp 75,77 miliar untuk tahun 2022, utamanya disebabkan oleh penurunan Persediaan sebesar Rp 27,48 miliar atau 40,579Y6 dari Rp 67,72 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp 40,25 miliar di tahun 2022. Sedangkan Aset Tidak Lancar mengalami kenaikan menjadi Rp 4.066,27 miliar pada tahun 2022 dari Rp 4.058,29 di tahun 2021. Kenaikan tersebut disebabkan oleh bertambahnya Aset Tetap dari Rp1.645,94 miliar di tahun 2021 menjadi Rp1.773,27 miliar pada tahun 2022 atau bertambah 7,74 Y sebesar Rp127,33 miliar. Tahun 2022, Perseroan mencatat Liabilitas sebesar Rp 2.939,13 miliar, bertambah sebesar Rp 327,67 miliar (12,5596) dari Rp 2.611,45 miliar pada tahun 2021. Dari angka tersebut Liabilitas Jangka Pendek menurun sebesar Rp 91,04 miliar (29,4596), dari Rp 309,15 miliar tahun 2021 menjadi Rp 218,11 miliar tahun 2022 yang disebabkan terutama oleh menurunnya Beban yang masih harus dibayar sebesar Rp 80,38 miliar (41,23Y6) dari Rp 194,94 miliar di tahun 2021 menjadi Rp 114,56 miliar untuk tahun 2022, serta menurunnya Utang lain-lain pihak ketiga dari Rp 19,01 miliar (2021) menjadi Rp 0,04 miliar (2022) atau berkurang 97,6696 (Rp 18,56 miliar). Dari sisi produksi, Perseroan mencapai hasil sebanyak 8.438 ton lemak kakao (cocoa butter), 7.673 ton kakao padat (cocoa cake) dan 3.297 ton bubuk kakao (cocoa powder) pada tahun 2022. Dengan kebutuhan bahan baku berupa biji kakao yang sepenuhnya diimpor dari Afrika dan Amerika Latin. Masih tingginya potensi pengembangan industri kakao di Indonesia dan dengan pencapaian di tahun 2022 serta serangkaian strategi dan kebijakan yang disiapkan oleh Manajemen menjadifondasi bagi perseroan untuk dapat terus tumbuh secara berkesinambungan dan mencapai kinerja yang lebih baik di tahun 2023. (***)