oplus_0

 

 

“DISKUSI GERAKAN Oikoumene” di Gereja GPIB Paulus Jakarta

 

 

Indonesiannews.co / Jakarta , 9 Juni 2025.        –  “DISKUSI GERAKAN Oikoumene” dengan tema: “Oikoumene KEBANGSAAN, SPIRITUALITAS Oikoumene MENGHADAPI KRISIS DEMOKRASI BANGSA”, yang dilaksanakan oleh Germasa Paulus di Gereja GPIB Paulus Jakarta, dengan menghadirkan 3 pembicara, antara lain; Pdt. Darwin Darmawan (Sekretaris Umum PGI), Pdt. Dr. Martin L. Sinaga (Dosen STFT Jakarta), Dr. Hurriyah (Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Ul) dibantu oleh moderator Jeirry Sumampow, S. Th (Komisi Germasa GPIB Paulus Jakarta) yang di ketuai oleh Dr. Maria Josephine Kumaat Mantik, S.S., M.Hum sebagai Ketua 2 dari Germasa Paulus yang juga sebagai Penatua di GPIB Paulus Jakarta (9/6/25).

 

Dr. Maria Josephine Kumaat Mantik, S.S., M.Hum, mengatakan; “Diskusi ini merupakan Program rutin kami dari komisi gereja masyarakat dan agama-agama untuk melakukan diskusi-diskusi yang berkaitan dengan keberagaman dan juga toleransi beragama, akan tetapi saat ini juga dalam rangka hari ulang tahun PGI yang ke -75 (Persekutuan gereja-gereja Indonesia ke-75), maka diskusi ini dilakukan untuk menambah wawasan oleh sebab itu kami juga mengundang masyarakat yang tidak hanya jemaat di gereja tapi juga dari gereja-gereja lain dan juga dari institusi agama yang lain, jadi kehadiran dan partisipasi dan juga perhatian mereka sangat kami apresiasi,” ujar Penatua Maria Josephine Kumaat Mantik.

 

“Kami berharap kepada teman-teman, bapak, ibu yang hadir di tempat ini yang telah berpartisipasi dan juga memberikan perhatian pada kami di GPIB Paulus ini, mudah-mudahan masukan-masukan yang telah diberikan oleh sekum PGI Pdt Darwin kemudian Pdt Martin dan khususnya dari ibu Dr. Hurriyah, dapat benar-benar membuat kita bersama-sama sebagai satu bangsa dan satu negara dapat memiliki dan mempunyai toleransi yang sangat tinggi agar dapat kita pertahankan kemajemukan dan keselarasan dalam bermasyarakat untuk membangun negara tercinta kita, dan juga untuk menambah wawasan bagi kita semua yang hadir khususnya dan juga jemaah di GPIB Paulus Jakarta,” lanjut Penatua Maria Josephine Kumaat Mantik yang juga sebagai Alumni Fakultas Sastra UI.

 

“Artinya, kita sebagai negara yang demokratis, tapi juga diharapkan agar apa yang kita sampaikan ini bukan hanya untuk jemaat atau hadirin yang datang tapi juga untuk masyarakat secara luas dan bagaimana kita berdemokrasi dan juga bertoleransi dalam semua kegiatan khususnya dalam beragama serta dalam kegiatan-kegiatan kebangsaan, dan semoga apa yang disampaikan oleh para narasumber akan berdampak dalam kerjasama kita bersama di sini agar dapat diteruskan juga oleh gereja-gereja yang lain bahkan oleh masjid dan oleh lembaga keagamaan lainnya,” lanjut Penatua Maria.

 

“Intinya tidak terbatas hanya pada saat diskusi ini saja, tetapi juga bisa diperluas, jika memungkinkan kita juga berpartisipasi dengan pihak lain dan  kita juga bisa sharing dengan lembaga-lembaga keagamaan lainnya, tidak hanya Kristen dan Islam tapi juga lembaga keagamaan Hindu, Budha serta Konghucu serta agama-agama yang diakui di pemerintahan kita,” lanjut Penatua Maria.

“Karena, bagi kami di Germasa, kami memiliki komisi lintas agama, jadi Germasa melakukan minimal 1 bulan sekali dan juga minggu depan akan di laksanakan diskusi kembali di Cirebon dengan kegiatan tema minggu depan kami adalah “Sunda Wiwitan” di Cirebon untuk bisa berdiskusi bersama-sama dengan mereka masyarakat Jawa Barat dan juga mempelajari berbagai hal, selain budaya dan agama tapi juga budaya Pasundan khususnya di sana,” tutup Penatua Maria Josephine Kumaat Mantik pada para awak media usai acara diskusi di GPIB Paulus Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(***)

 

Tinggalkan Balasan