Indonesiannews.co / Jakarta, 16 Oktober 2023. – Penandatanganan 8 MoU/LoI Kerjasama dan 7 Pengumuman Perjanjian Bisnis Partnership antara Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA – LAC – IEBF) di Business Forum 2023, di helat di Hotel Ritz Carlton, yang akan di wakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala N. Mansury dan Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Umar Hadi (LAC dan IEB), 16-18 Oktober 2023. INA – LAC adalah Business Forum 2023 Indonesia – Latin America and the Caribbean (INA-LAC), Business Forum merupakan flagship program Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa yang diinisiasi pada 2019 dan telah diselenggarakan sebanyak 4 kali pada 2019, 2020, 2021, dan 2022. Selama 4 tahun penyelenggaraan, INA-LAC telah memfasilitasi penandatanganan berbagai perjanjian G to G dan B to B serta kesepakatan bisnis. Pada tahun 2022, INA-LAC diselenggarakan secara hybrid dengan business matching. Nilai kesepakatan bisnis tercatat sebesar 179,05 juta USD (Rp2,78 triliun), yang terdiri dari transaksi bisnis yang telah disepakati senilai 16,57 juta USD (Rp257,4 miliar) dan potensi transasksi senilai 162,48 juta USD (Rp2,52 triliun). INA-LAC 2023 yang akan diselenggarakan di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta pada 16-17 Oktober 2023 mengangkat tema “Forging an Effective Partnership” sebagai tindak lanjut dari tema-tema INA-LAC sebelumnya dalam rangka meningkatkan hubungan Indonesia-LAC. Adapun kegiatan INA-LAC 2023 yang akan dilakukan adalah:Penandatanganan 8 MoU/LoI Kerjasama dan 7 Pengumuman Perjanjian Bisnis antara Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC-IEBF) di Business Forum 2023
- Panel Discussion,
- Business Matching, Pitching / Presentation,
- The 2nd INA-LAC Business Network Assembly Meeting.
Telah terdaftar lebih dari 400 peserta yang terdiri dari pebisnis asal Indonesia, pengusaha asing dari 25 negara, instansi pemerintah, kamar dagang asing dan media. Terdapat rencana Penandatanganan 8 MoU/LoI Kerjasama dan 7 Pengumuman Perjanjian Bisnis serta peluncuran buku “Road to Germany: Kajian Potensi Ekonomi dan Risiko Negara Jerman”.
(***)